Sorotan Akademis-Jordan Fisk | Sparta Reside


Brooklyn Howard

Jordan Fisk, seorang siswa senior di White County Excessive College, telah menjadi siswa yang menonjol, menyeimbangkan kegiatan akademis dan ekstrakurikuler yang ketat sambil mengejar minatnya pada seni dan sastra. Perjalanannya telah ditandai oleh pertumbuhan pribadi, kerja keras, dan keinginan untuk tidak hanya mendobrak batasan tetapi juga memberi contoh bagi orang lain.

Ketika ditanya tentang mata pelajaran favoritnya, Jordan berbicara dengan antusias tentang kecintaannya pada bahasa Inggris dan sastra.

“Ibu saya seorang pembaca, jadi saya pun menjadi pembaca,” ungkapnya. Tidak mengherankan bahwa kecintaannya pada membaca telah berkembang menjadi hasrat untuk menulis, minat yang ia bawa sepanjang masa sekolah menengahnya. Kecintaan Jordan pada membaca dan menulis telah diwujudkan dalam peran kepemimpinan di klub buku sekolah, di mana ia menjabat sebagai salah satu pemimpin.

Keterlibatannya dalam Author's Society, yang juga ia pimpin bersama, mencerminkan jiwa kreatifnya. Setiap minggu, Jordan membuat atau menyusun topik untuk dieksplorasi oleh sesama anggotanya.

“Ini benar-benar kesempatan bagi setiap orang untuk mengekspresikan diri mereka,” jelasnya. Baik melalui karya sastra maupun tulisan pribadi, energi kreatifnya telah menjadi kekuatan penuntun selama ia berada di WCHS.

Meskipun Jordan selalu unggul dalam mata pelajaran yang disukainya, jalur akademisnya tidak selalu jelas.

“Tahun pertama kuliah, saya tidak mengambil kelas kehormatan apa pun,” akunya. “Saya merasa saya tidak cukup baik.”

Keraguan diri itu mulai memudar saat guru-gurunya melihat potensinya dan mendorongnya untuk melampaui batas kemampuannya. Salah satu momen penting dalam perjalanan akademisnya terjadi saat guru bahasa Inggrisnya di tahun kedua, Mrs. Farris, meyakinkannya untuk mengambil mata kuliah Bahasa Inggris dan Komposisi AP dengan Mrs. Swift.

“Saya mengikuti kelas itu, dan saya berhasil,” kata Jordan sambil tersenyum. “Setelah itu, saya terus maju.”

Jordan kini terdaftar di beberapa kelas lanjutan, dengan beban akademis yang mengesankan yang mencakup kursus AP dan kursus pendaftaran ganda. Pertumbuhan ini merupakan warisan dari ketekunan dan keyakinannya pada dirinya sendiri, bahkan ketika jalan yang ditempuhnya tampak sulit.



Sumber motivasi utama bagi Jordan adalah mimpinya untuk menjadi orang pertama di keluarganya yang lulus kuliah.

“Ayah saya berusaha tetapi tidak berhasil, dan nenek saya tidak lulus SMA,” ungkapnya. “Saya ingin menjadi orang pertama yang kuliah.” Itulah tujuan yang mendorongnya untuk meraih prestasi akademis yang lebih tinggi dan mengarahkan pandangannya pada masa depan yang cerah.

Meski jadwalnya padat, Jordan tahu kapan harus mundur dan menilai kembali prioritasnya.

“Jika saya mulai merasa kewalahan, saya mengurangi kegiatan ekstrakurikuler atau jam kerja,” katanya.

Mencapai keseimbangan antara sekolah, klub, dan kehidupan pribadinya adalah kunci keberhasilannya. Kesadaran diri ini memungkinkannya untuk tetap fokus pada tujuannya tanpa merasa terbebani.

Seni telah menjadi inti pengalaman sekolah menengah Jordan, yang membimbing aspirasi kariernya. Awalnya, Jordan menekuni studi kuliner, tetapi hasratnya terhadap seni tidak pernah pudar. Setelah mengambil kelas seni selama tahun kedua, ia kembali menekuni apa yang benar-benar ia sukai. Di bawah bimbingan guru seni WCHS, Mrs. Amaral, bakat Jordan telah berkembang pesat.

“Dia [Jordan] “Dia luar biasa, berbakat, kreatif, dan antusias. Tidak ada hal buruk yang bisa Anda katakan tentangnya,” kata Ibu Amaral.

Dengan dukungan gurunya, Jordan menjadi yakin dengan keputusannya untuk mengejar masa depan di bidang seni.

“Saya tahu apa yang ingin saya lakukan, dan saya tahu ke mana saya ingin pergi,” ungkapnya dengan bangga.

Saat masa kuliah Jordan di WCHS berakhir, prestasi akademis, kreativitas, dan kepemimpinannya telah meninggalkan dampak yang bertahan lama. Baik melalui keterlibatannya dalam klub, keberhasilannya dalam kelas lanjutan, atau tekadnya untuk merintis jalan baru bagi keluarganya, Jordan telah menunjukkan bahwa, dengan kerja keras dan semangat, segalanya mungkin.





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Proudly powered by WordPress | Theme: Funky Blog by Crimson Themes.